Pada suatu malam, Hoja bertemu teman-temanya dan pulang larut malam. Mereka berjalan bersama sampai ke rumah Hoja, lalu teman-temannya melanjutkan perjalanan pulang.
Begitu masuk rumah, Hoja disambut isterinya yang marah. "Susah payah aku memasak makan malam untukmu!" katanya sambil menjewer telinga Hoja. Begitu kuatnya, sehingga Hoja terjatuh, dan menabrak sebuah peti.
Teman-teman Hoja yang masih belum jauh mendengar suara gaduh dan cepat-cepat kembali ke rumah Hoja.
"Ada apa?" tanya seorang teman.
"Suara apa tadi?" tanya yang lain.
"Tidak ada apa-apa," jawab Hoja.
"Tadi kami mendengar suara gaduh, seperti ada barang berat jatuh."
"Oooh... itu ya. Hanya jubahku yang jatuh," jawab Hoja.
Teman-teman Hoja sambil berpandangan.
"Tidak mungkin cuma jubah yang jatuh suaranya segaduh itu..." kata seorang dari mereka
"Mungkin saja...." kata Hoja. "Karena kebetulan aku sedang ada di dalamnya."
Jika Anda menyukai Cerita Anak Nasrudin Hoja dan Jubah yang Jatuh, Anda bisa membagikannya ke Twitter, Facebook, Google+, Pinterest atau ke situs lainnya (tentunya menyertakan link balik ke Direktori Cerita.
Begitu masuk rumah, Hoja disambut isterinya yang marah. "Susah payah aku memasak makan malam untukmu!" katanya sambil menjewer telinga Hoja. Begitu kuatnya, sehingga Hoja terjatuh, dan menabrak sebuah peti.
Teman-teman Hoja yang masih belum jauh mendengar suara gaduh dan cepat-cepat kembali ke rumah Hoja.
"Ada apa?" tanya seorang teman.
"Suara apa tadi?" tanya yang lain.
"Tidak ada apa-apa," jawab Hoja.
"Tadi kami mendengar suara gaduh, seperti ada barang berat jatuh."
"Oooh... itu ya. Hanya jubahku yang jatuh," jawab Hoja.
Teman-teman Hoja sambil berpandangan.
"Tidak mungkin cuma jubah yang jatuh suaranya segaduh itu..." kata seorang dari mereka
"Mungkin saja...." kata Hoja. "Karena kebetulan aku sedang ada di dalamnya."
***
Humor Nasrudin Hoja & Tetangga Yang "Gila"
Nasrudin hampir selalu miskin. Ia tidak mengeluh, tapi suatu hari istrinyalah yang mengeluh. "Tapi aku mengabdi kepada Allah saja," kata Nasrudin. "Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah," kata istrinya.
Nasrudin langsung ke pekarangan, bersujud, dan berteriak keras-keras, "Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" berulang-ulang. Tetangganya ingin mempermainkan Nasrudin. Ia melemparkan seratus keping perak ke kepala Nasrudin. Tapi ia terkejut waktu Nasrudin membawa lari uang itu ke dalam rumah dengan gembira, sambil berteriak "Hai, aku ternyata memang wali Allah. Ini upahku dari Allah."
Sang tetangga menyerbu rumah Nasrudin, meminta kembali uang yang baru dilemparkannya. Nasrudin menjawab "Aku memohon kepada Allah, dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah."
Tetangganya marah. Ia mengajak Nasrudin menghadap hakim. Nasrudin berkelit, "Aku tidak pantas ke pengadilan dalam keadaan begini. Aku tidak punya kuda dan pakaian bagus. Pasti hakim berprasangka buruk pada orang miskin."
Sang tetangga meminjamkan jubah dan kuda. Tidak lama kemudian, mereka menghadap hakim. Tetangga Nasrudin segera mengadukan halnya pada hakim.
"Bagaimana pembelaanmu?" tanya hakim pada Nasrudin.
"Tetangga saya ini gila, Tuan," kata Nasrudin.
"Apa buktinya?" tanya hakim.
"Tuan Hakim bisa memeriksanya langsung. Ia pikir segala yang ada di dunia ini miliknya. Coba tanyakan misalnya tentang jubah saya dan kuda saya, tentu semua diakui sebagai miliknya. Apalagi pula uang saya."
Dengan kaget, sang tetangga berteriak, "Tetapi itu semua memang milikku!"
Bagi sang hakim, bukti-bukti sudah cukup. Perkara putus.
***
Jika Anda menyukai Cerita Anak Nasrudin Hoja dan Jubah yang Jatuh, Anda bisa membagikannya ke Twitter, Facebook, Google+, Pinterest atau ke situs lainnya (tentunya menyertakan link balik ke Direktori Cerita.