Dahulu kala, ada seekor burung gereja yang sangat rapi dan bersih. Sarangnya bersih sekali. Ia juga selalu membersihkan diri sebelum makan.
Suatu pagi, burung gereja menemukan sebutir kacang merah. Ia sangat gembira karena tidak perlu lagi mencari makanan lagi untuk hari ini. Seperti kebiasaannya, burung gereja pergi ke sungai untuk mandi. Kacang merah itu diletakkannya di atas jembatan.
Burung gereja kembali untuk mengambil kacang merahnya. Tapi kacang merah itu tidak ada di tempat ia meletakkannya tadi. Burung gereja mencari ke mana-mana, tapi kacang merah itu tidak ditemukan.
Burung gereja melihat seorang tukang kayu berjalan di atas jembatan. Burung gereja menghampiri tukang kayu dan berkata, “Pak, aku kehilangan kacang merah. Tolong bantu aku mencarinya.” Tukang kayu itu berkata, “Siapa yang mau mendengarkanmu?” sambil terus berjalan.
Tak lama kemudian seorang prajurit menyeberang jembatan. Burung gereja memohonnya membantu mencari kacang merahnya yang hilang. “Siapa sih yang mau membantu burung gereja?” kata prajurit, tanpa berhenti berjalan
Burung gereja lapar dan putus asa. Kemudian datanglah raja dengan mengendarai gajah. Burung gereja yakin bahwa ia akan mendapat keadilan dari orang paling berkuasa di seluruh negeri. Tapi raja pura-pura tidak mendengar permohonan burung gereja. Ia tidak mengatakan apa-apa.
Burung gereja duduk di dahan pohon dengan sedih. Seekor semut bertanya, “Ada apa? Apakah kau melihat raja baru saja lewat di sini?
Burung gereja kemudian bercerita bahwa tidak ada seorang pun, dari tukang kayu hingga raja, mau menolongnya. “Jangan kuatir,” kata semut. “Kita akan menemukan kacang itu,”
Gajah sangat ketakutan. “Tuanku,” katanya kepada raja dengan tubuh gemetar. “Tolong tuan membantu burung gereja mencari kacang merahnya yang hilang. Kalau tuan tidak mau melakukannya, aku terpaksa melemparkan tuan dari punggungku.”
Raja kaget bukan main. Ia segera memanggil menteri dan memberi perintah, “Bantulah burung gereja mencari kacang merahnya, atau kau akan kupecat.” Menteri segera memanggil kapten. “Dengarkan apa permintaan burung gereja, atau kau akan menghadapi masalah besar.”
Kapten memanggil prajurit dan memerintahkannya membantu burung gereja. Prajurit memanggil tukang kayu dan berkata,”Ada burung gereja yang kehilangan kacang merah. Pergi cari kacang merah itu. Kalau tidak ketemu, kau akan kuhukum.”
Tukang kayu mencari kacang merah yang hilang itu. Setengah hari berlalu, akhirnya kacang merah itu berhasil ditemukan. Burung gereja akhirnya menikmati makan pagi yang sangat lezat.
Jika Anda menyukai Cerita Burung Gereja dan Kacang Merah yang Hilang, Anda bisa membagikannya ke Twitter, Facebook, Google+, Pinterest atau ke situs lainnya (tentunya menyertakan link balik ke Direktori Cerita.
Suatu pagi, burung gereja menemukan sebutir kacang merah. Ia sangat gembira karena tidak perlu lagi mencari makanan lagi untuk hari ini. Seperti kebiasaannya, burung gereja pergi ke sungai untuk mandi. Kacang merah itu diletakkannya di atas jembatan.
Burung gereja kembali untuk mengambil kacang merahnya. Tapi kacang merah itu tidak ada di tempat ia meletakkannya tadi. Burung gereja mencari ke mana-mana, tapi kacang merah itu tidak ditemukan.
Burung gereja melihat seorang tukang kayu berjalan di atas jembatan. Burung gereja menghampiri tukang kayu dan berkata, “Pak, aku kehilangan kacang merah. Tolong bantu aku mencarinya.” Tukang kayu itu berkata, “Siapa yang mau mendengarkanmu?” sambil terus berjalan.
Tak lama kemudian seorang prajurit menyeberang jembatan. Burung gereja memohonnya membantu mencari kacang merahnya yang hilang. “Siapa sih yang mau membantu burung gereja?” kata prajurit, tanpa berhenti berjalan
Berikutnya seorang kapten berjalan di jembatan itu, tapi ia juga tidak mau membantu burung gereja. Tak lama, lewatlah seorang menteri. Tapi ia hanya tertawa dan terus berjalan.melanjutkan perjalanannya.
Burung gereja lapar dan putus asa. Kemudian datanglah raja dengan mengendarai gajah. Burung gereja yakin bahwa ia akan mendapat keadilan dari orang paling berkuasa di seluruh negeri. Tapi raja pura-pura tidak mendengar permohonan burung gereja. Ia tidak mengatakan apa-apa.
Burung gereja duduk di dahan pohon dengan sedih. Seekor semut bertanya, “Ada apa? Apakah kau melihat raja baru saja lewat di sini?
Burung gereja kemudian bercerita bahwa tidak ada seorang pun, dari tukang kayu hingga raja, mau menolongnya. “Jangan kuatir,” kata semut. “Kita akan menemukan kacang itu,”
Semut kemudian memanjat tubuh gajah dan berkata kepadanya, “Katakan kepada raja untuk mencarikan kacang merah milik burung gereja. Kalau tidak, aku akan masuk ke dalam telingamu. Kau tidak mau aku menggigitmu, bukan?”
Gajah sangat ketakutan. “Tuanku,” katanya kepada raja dengan tubuh gemetar. “Tolong tuan membantu burung gereja mencari kacang merahnya yang hilang. Kalau tuan tidak mau melakukannya, aku terpaksa melemparkan tuan dari punggungku.”
Raja kaget bukan main. Ia segera memanggil menteri dan memberi perintah, “Bantulah burung gereja mencari kacang merahnya, atau kau akan kupecat.” Menteri segera memanggil kapten. “Dengarkan apa permintaan burung gereja, atau kau akan menghadapi masalah besar.”
Kapten memanggil prajurit dan memerintahkannya membantu burung gereja. Prajurit memanggil tukang kayu dan berkata,”Ada burung gereja yang kehilangan kacang merah. Pergi cari kacang merah itu. Kalau tidak ketemu, kau akan kuhukum.”
Tukang kayu mencari kacang merah yang hilang itu. Setengah hari berlalu, akhirnya kacang merah itu berhasil ditemukan. Burung gereja akhirnya menikmati makan pagi yang sangat lezat.
***
Jika Anda menyukai Cerita Burung Gereja dan Kacang Merah yang Hilang, Anda bisa membagikannya ke Twitter, Facebook, Google+, Pinterest atau ke situs lainnya (tentunya menyertakan link balik ke Direktori Cerita.